Prof. Mehmet : Peran Bank Islam Belum Optimal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah kembali menghadirkan pembicara internasional dalam sebuah kuliah umum. Kali ini, Prof Mehmet Asutay dari Durham University tampil dengan topik Islamic Moral Economy Foundations of Islamic Finance, di Balai Sidang FEB unsyiah , Selasa (15/9/2015). Direktur Durham Centre for Islamic Economics and Finance ini menjelaskan bahwa Islamic Banking and Financial Institution (IBFI) dengan strukturnya saat ini tidak mampu mempengaruhi atau tidak juga bertujuan untuk mempengaruhi pembangunan masyarakat ditempatnya beroperasi dengan cara yang sistematis. “Ini bukan berarti IBFIs tidak memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi; sebaliknya, seiring dengan perkembangan keuangan dan wadah pengumpulan uang, mereka telah berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, pembangunan, sebagaimana tujuan Ekonomi Moral Islam (IME), berada melampaui pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, kemajuan yang dialami IBFI dinilainya masih terbatas pada kemajuan komersial atau bisnis semata. “Saya khawatir, perkembangan IBFI justru semakin mendekati sistem neo liberal seperti yang berkembang di barat. Sistem IBFI yang berkembang saat ini lebih mementingkan aspek legalitas yang hanya menekankan kesesuaian dengan prinsip syariah (shariah compliance). Ini yang disebut sebagai social and developmentalist failure,” ujar Direktur Program MSc in Islamic Finance & Management ini antusias. Padahal, menurut Prof Mehmet, tujuan dari IBFI adalah untuk memenuhi aspirasi islamic moral economy (IME), yakni dengan berkontribusi dalam pengembangan masyarakat melalui praktik perbankan dan investasi, yang menekankan pada substansi dan outcome yang sesuai dengan moral dan etika Islam. IBF, menurut pria berdarah Turki tersebut, harusnya juga fokus upaya pengembangan dan pencapaian keadilan serta kesejahteraan masyarakat, tidak hanya fokus dalam upaya memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu, idealnya, menurut Prof Mehmet, perlu sebuah lembaga baru di luar IBF dengan konsep IME yang terinstitusionalisasi di dalamnya. Sementara itu, bagi lembaga IBF yang sudah eksis, diperlukan sebuah inovasi dan evolusi untuk menciptakan kegiatan yang berkaitan erat dengan ekonomi riil yang mengutamakan prinsip profit and loss sharing dan risk sharing.(aht)