Students of Fekon Develop Computer Game in only 4 DaysMahasiswa Fekon Buat Game Komputer dalam Tempo 4 Hari

Published by admin on

Thursday, April 17, 2014 | Two students from the Faculty of Economics Unsyiah, Wahyu Andhika Fatwa ( s1 Management ) and Muhammad Firdaus ( D3 Marketing ) joined the activities of Aceh Cloud and Mobile Gaming Bootcamp that was held in Banda Aceh City Hall. This event lasted for four days from  April 17 to 20 ,2014 , and was driven by Information Technology Society ( MIT ) in collaboration with the Institute ICAIOS, Binus International University. Government of Banda Aceh and the Internet Society , a non-profit organization based in Switzerland funded these activities . This kind of activity is aimed  to develop the creative economics industries  as well as to succeed  Banda Aceh vision to be the Digital Civilized City .

On the first day of the event, the participants were guided to make the Flappy Bird game, a game made by Vietnamese developer who has made hundreds millions U.S. Dollars . For the next day, the participants are expected to develop ideas and create  their own games related to local wisdom in Aceh . “This is a very great event , because it can develop new industries that can generate more income , especially for android based games which are mostly  downloaded by smartphone  users” said Wahyu( 22 ) as a participant. “Furthermore, this event may also improve the soft skills and the capacity of youth to compete in national and international level ” , said this final-year students of the Faculty of Economics UNSYIAH.

In his remark,  PLH Mayor,  represented by M. Nurdin M. Sos , stated that the city government is very supportive for such a this event, and hoped that the Acehnese people are not only able to play games , but also able to create games that can be sold globally.  “ This training concentration is held in order to encourage Acehnese people, not only to play games, but also to create games and become a reliable game developer by adopting the local culture , thus there will be local based games yet globally accepted “, said  Mayor Expert Staff Development Sector . [ TM ]

(translated by Dahlia)

Banda Aceh | Wahyu Andhika Fatwa (Prodi S1 Manajemen, pakai jaket – kanan) dan Muhammad Firdaus (Prodi D-3 Pemasaran – kiri) berhasil membuat game komputer hanya dalam tempo empat hari. Game yang diberi judul Cempala Kuning ini mengisahkan petualangan burung Cempala Kuning dari berbagai rintangan. Kedua mahasiswa Fekon Unsyiah ini membuat game komputer dalam ajang pelatihan Aceh Cloud and Mobile Gaming Bootcamp 2014 yang diselenggarakan Komunitas Masyarakat Informasi Teknologi (MIT) Indonesia bekerja sama dengan Internet Society, sebuah lembaga non profit berbasis di Switzerland yang mendanai kegiatan tersebut. Sebanyak 60-an pemuda/i terdiri dari mahasiswa dan siswa SMU turut ambil bagian pada pelatihan yang berlangsung pada 17 – 20 April 2014 lalu. Kegiatan yang mengambil tempat di Gedung Balai Kota Banda Aceh ini turut didukung oleh ICAIOS Unsyiah, Universitas Binus Internasional, dan Pemko Banda Aceh. Panitia kegiatan T. Muda Syurmansyah SE menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan industri ekonomi kreatif dan mensukseskan visi Kota Banda Aceh  menjadi Digital Madani City.

Plh. Walikota Banda Aceh dalam sambutannya yang dibacakan Staff Ahli Walikota Bidang Pembangunan M. Nurdin S.Sos, sangat mendukung kegiatan seperti ini dan mengharapkan agar pemuda/i Aceh tidak hanya asyik bermain game, tetapi juga mampu menciptakan game yang bisa dijual secara global. “Pemusatan latihan ini dilakukan agar masyarakat Aceh bisa membuat game dan menjadi developer game yang handal dan berbudaya, sehingga akan lahir game berbasis lokal yang diterima global,” harap Plh. Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Jamal yang datang ke lokasi acara belakangan.

Pelatihan yang diisi oleh mentor-mentor profesional dari dalam dan luar negeri ini diikuti peserta dengan antusias. Bagaimana tidak, peserta disuguhi trik dan teknik pembuatan game langsung dari pakarnya. Salah satunya adalah game Flappy Bird besutan developer asal Vietnam yang saat ini telah meraup penjualan ratusan juta US Dollar. “Kegiatan ini sangat bagus karena dapat mengembangkan industri baru yang dapat menghasilkan income, terlebih lagi game berbasis android ramai diunduh pengguna smarthpone,” ujar Wahyu (22). “Hal ini dapat meningkatkan softskill dan kapasitas pemuda Aceh agar dapat bersaing di kancah nasional dan internasional,” tambah mahasiswa yang tengah menyusun Skripsi ini optimis.  [TM]

Categories: Berita

Tim Web FEB USK 2024