FEB USK Gelar Kuliah Tamu Bersama Universiti Kebangsaan Malaysia Bahas Pariwisata Halal dalam Perspektif SDGs 8 (Decent Living and Eco Growth)

Published by Waliam Mursyida on

FEB USK Gelar Kuliah Tamu Bersama Universiti Kebangsaan Malaysia Bahas Pariwisata Halal (SDGs 8: Decent Living and Economics Growth)

Banda Aceh – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB USK) bekerja sama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) menggelar kuliah tamu bertema “The Growth of Islamic Tourism in Southeast Asia: Lessons Learned from Malaysia” pada Selasa (21/01/2025). Acara ini berlangsung di Balai Sidang FEB USK dengan menghadirkan Prof. Datuk Dr. Yahaya Ibrahim, akademisi dan peneliti senior dari Institute of Malaysian and International Studies (IKMAS), UKM, Bangi, Malaysia.

Kuliah tamu ini dihadiri oleh 175 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen dari Departemen Ekonomi Pembangunan, Akuntansi, serta Manajemen. Dalam pemaparannya, Prof. Yahaya mengupas tuntas potensi dan tantangan pariwisata halal, serta keterkaitannya dengan tujuan Decent Living and Eco Growth (SDGs 8), yaitu menciptakan ekosistem pariwisata yang tidak hanya mendukung keberlanjutan ekonomi, tetapi juga memberikan dampak positif pada masyarakat dan lingkungan.

Pariwisata Halal: Pilar Pertumbuhan Ekonomi dan Keberlanjutan

Prof. Yahaya membuka sesi dengan menjelaskan peran pariwisata sebagai sektor ekonomi strategis yang mendukung pertumbuhan inklusif. Ia menyoroti keberhasilan Malaysia dalam menjadi model pariwisata halal global, didukung oleh ekosistem yang memadukan kebutuhan wisatawan Muslim dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.

“Pariwisata halal tidak hanya tentang menyediakan makanan halal atau tempat ibadah, tetapi juga bagaimana sektor ini mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” jelas Prof. Yahaya.

Beliau juga memaparkan strategi Malaysia dalam menarik wisatawan Muslim melalui pengembangan infrastruktur seperti hotel ramah Muslim, restoran halal bersertifikasi, serta pelatihan bagi pelaku industri untuk memahami kebutuhan wisatawan sesuai nilai-nilai Islam.

Potensi Besar Indonesia, Khususnya Aceh

Dalam sesi diskusi, Prof. Yahaya memberikan perhatian khusus pada Aceh, yang memiliki identitas Islam yang kuat dan potensi besar untuk menjadi destinasi unggulan pariwisata halal. Ia menekankan bahwa Aceh dapat belajar dari pengalaman Malaysia dengan mengintegrasikan budaya lokal dalam pengembangan ekosistem pariwisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“Dengan sumber daya alam yang melimpah, kekayaan budaya, serta nilai-nilai Islam yang kental, Aceh memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi wisata halal terdepan di Asia Tenggara,” ujarnya.

Prof. Yahaya juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat untuk menciptakan sinergi yang kuat dalam membangun pariwisata halal yang sejalan dengan prinsip eco growth.

Antusiasme Peserta dan Harapan Masa Depan

Sesi ini disambut antusias oleh para peserta, terutama mahasiswa yang aktif bertanya mengenai langkah konkret dalam mengembangkan sektor pariwisata halal di Aceh. Salah satu pertanyaan yang menarik adalah bagaimana menciptakan kebijakan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi lokal tanpa mengorbankan keberlanjutan lingkungan.

Prof. Yahaya menjawab dengan memberikan wawasan strategis, seperti pentingnya investasi dalam teknologi ramah lingkungan, peningkatan kualitas layanan pariwisata, dan penguatan regulasi yang mendukung pengembangan pariwisata halal.

Acara ini diharapkan tidak hanya membuka wawasan baru bagi mahasiswa dan dosen FEB USK, tetapi juga menjadi langkah awal untuk memperkuat peran Aceh dalam industri pariwisata halal global. Dengan memahami konsep Decent Living and Eco Growth, Aceh diharapkan dapat menciptakan destinasi wisata yang inklusif, berkelanjutan, dan kompetitif di tingkat internasional.

Categories: Berita

Tim Web FEB USK 2024